Senin, 18 Februari 2013

#Cerita Versi Djohar Saat Krisis Desember# >>>> WARNING : dongeng ini khusus untuk yg telah cukup umur

OKE | PSSI lolos dari sanksi FIFA pada 14 Desember 2012. Entah apa alasan pasti yang membuat FIFA tidak juga mengganjar Indonesia dengan hukuman, karena federasi di negara ini terus berkonflik. Tapi Ketum PSSI Dhohar Arifin Husin punya cerita sendiri.

Menjelang hari-hari penentuan nasib sepakbola Tanah Air, Plt Menpora Agung Laksono membentuk Tim Gugus Tugas yang salah satu misinya mengambil langkah-langkah penting bila akhirnya FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI. Rita Subowo, Ketua KOI, yang ditunjuk memimpin gugus tugas ini juga mengklaim melakukan lobi kepada FIFA dan AFC.

Sementara petinggi PSSI, termasuk Djohar bertolak ke Tokyo pada 11 Desember, setelah sehari sebelumnya menggelar kongres di Palangkaraya. Waktu yang sempit menuju rapat exco FIFA itu dimanfaatkan Djohar dkk untuk melakukan lobi agar Indonesia tak kena sanksi.

Sebelumnya, pada September, Djohar mengaku sudah mendapat bocoran bahwa FIFA 99 persen akan menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. Sebab, federasi yang menghadapi masalah lebih kecil saja diputuskan untuk dikenai sanksi.

Djohar dan tim lalu mencari cara untuk menangkal sanksi tersebut dengan mencari dukungan ketika pertemuan federasi sepakbola Asean di Yangon Myanmar 18 Oktober 2012. Di pertemuan itu PSSI memaparkan persoalan yang dihadapi dan menurutnya ASEAN sepakat bantu Indonesia. Kebetulan ada anggota exco FIFA dari Thailand.” Selagi tidak bela statuta, dia bela kita,” Djohar bercerita.

Djohar juga curhat kepada salah satu anggota komite finansial FIFA dari Srilanka. Akhirnya saat rapat exco AFC, mereka sepakat untuk membantu Indonesia agar tak dijatuhi sanksi.

Setelah bertolak ke Tokyo, Djohar bertemu dengan Presiden Sepakbola Oceania David Cung pada 12 Desember. Dia menyatakan mau membantu. Presiden AFC Zhang Zhilong yang ditemui pukul lima sore di tanggal yang sama, pun kata Djohar berjanji membantu PSSI.

“Kemudian kami membuat surat ke seluruh anggota exco, kami kirim melalui resepsionis ke kamar-kamar mereka. Pagi-pagi sarapan, Sepp Blatter sepertinya diserang bos-bos anggota, dari Asia, Oceanea dan Eropa,” klaim Djohar.

Kebetulan kata Djohar, dia sudah menjalin perkenalan dengan Presiden UEFA, Michel Platini yang dikenal saat kongres FIFA di Budapest. Mantan bintang Timnas Prancis itu pun turut berperan menjembatani aspirasi Djohar agar Indonesia tidak dikenai hukuman FIFA.

“Saya dikasih rezeki berkenalan dengan Platini. Saat bertemu dia menyapa ‘big problem Presiden’,” kisah Djohar yang mengaku sempat diundang Platini menyaksikan Piala Eropa 2012 dengan disediakan tiket penerbangan bisnis, penjemputan VIP di bandara hingga dan makan malam dengan Platini.

Lalu, kata Djohar, pada pagi harinya ia mendapat telepon dari Direktur Organisasi FIAF Thierry Regenass. Regenass meneleponnya karena Presiden FIFA Sepp Blatter ingin bertemu selama 15 menit. “Saya buru-buru ke hotel tempat Blatter menginap, karena kami berbeda hotel. Saat di lobi kami duduk-duduk, dia bilang ‘semua negara Asia mendukung Anda.Apa yang akan anda kerjakan, berapa lama (bisa menyelesaikan konflik)?’,” papar Djohar menceritakan.

Setelah itu Blatter meminta Regenass untuk membahas Action plan dengan Djohar sekira 15 menit, karena besok sidang FIFA. “Tapi kami sudah dapat informasi pada 13 Desember bahwa Indonesia tidak dibanned. Tangal 14 baru diumumkan,” tutur Djohar.

Tapi Djohar belum bisa bernafas lega, karena FIFA hanya memundurkan deadline penyelesaian konflik menjadi 30 Maret 2013. Bila PSSI tetap gagal mengatasi konflik, kali ini lobi apa pun nampaknya sulit untuk menggagalkan hukuman bagi Indonesia jatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar